Bergabungnya Finlandia ke NATO: Jaminan Keamanan dan Eskalasi dengan Rusia

Bergabungnya Finlandia ke NATO: Jaminan Keamanan dan Eskalasi dengan Rusia
Ilustrasi: Bendera NATO dan Finlandia. Oleh Helsinki Times.

Oleh: Jason Rafael Setia Djaya – Mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Kristen Indonesia

JurnalPost.com – Invasi Rusia ke Ukraina telah mendorong negara-negara di kawasan Eropa untuk memikirkan kembali arsitektur pertahanan negara mereka. Sebagian besar dari negara-negara di kawasan Eropa tersebut adalah anggota aliansi pertahanan Atlantik Utara atau yang lebih di kenal dengan NATO. Salah satu upaya untuk mendorong kembali penguatan keamanan dan pertahanan di Eropa adalah dengan menaikan anggaran pertahanan setiap negara hingga ke tingkat 2% dari PDB nasional mereka, yang sekaligus sesuai dengan ketentuan dari NATO untuk menaikan anggaran pertahanan hingga 2% dari PDB masing-masing negara anggotanya. Kemudian ada salah satu negara yang kemudian memutuskan untuk bergabung dengan NATO, yaitu Finlandia. Finlandia adalah salah satu negara kaya di kawasan Eropa Utara yang merupakan bagian dari keluarga negara Nordic. Keputusan Finlandia untuk bergabung dengan NATO sebagian besar dipengaruhi oleh invasi Rusia ke Ukraina dan kekhawatiran akan hal serupa bisa saja terjadi terhadap Finlandia di masa depan.

Finlandia sebelumnya merupakan negara netral, bahkan sejak berlangsungnya Perang Dingin hingga berakhirnya Perang Dingin, Finlandia tetap menjadi negara netral baik secara kebijakan luar negeri maupun militer. Kemudian, sejak terjadinya aneksasi di Krimea pada tahun 2014 oleh Rusia, suara masyarakat di Finlandia secara perlahan mulai memikirkan untuk bergabung dengan NATO yang bertujuan untuk mencari perlindungan dari agresi Rusia di masa depan. Namun, suara yang menginginkan Finlandia untuk bergabung dengan NATO hanya berada di kisaran 30% dari suara masyarakat Finlandia secara keseluruhan. Setelahnya, pada tahun 2022, tepatnya pada tanggal 24 Februari Rusia meluncurkan invasi mereka ke Ukraina. Hal tersebut kemudian secara signifikan mengubah pandangan masyarakat Finlandia secara drastis untuk kemudian bergabung dengan NATO.

Sebuah survey yang dilakukan oleh lembaga penyiaran Finlandia, YLE pada Maret 2022 lalu menunjukan bahwa lebih dari 60% masyarakat Finlandia mengingunkan negara mereka untuk bergabung dengan NATO. Sebagian besar suara tersebut mendorong keanggotaan Finlandia di NATO dengan maksud agar keamanan Finlandia bisa terjamin dalam payung perlindungan NATO. NATO sendiri memiliki mekanisme serangan terhadap satu anggota adalah serangan terhadap semua anggota, sebagaimana yang tertulis dalam pasal 5 NATO. Finlandia kemudian resmi diterima bergabung di NATO pada 4 April 2023 setelah menerima restu dari Turki yang sebelumnya sempat menolak Finlandia untuk bergabung dengan NATO. Finlandia kemudian resmi menjadi anggota NATO yang sekaligus menjadi negara dengan perbatasan terpanjang di blok NATO dengan Rusia, sekitar 800 mil (1300 km).

Respon Rusia

Juru bicara kepresidenan Rusia, Dmitry Peskov mengatakan bahwa bergabungnya Finlandia ke NATO jelas akan mendapat reaksi dari Rusia. Peskov mengatakan Rusia sejauh ini masih melihat sejauh apa NATO akan bertindak di sekitar perbatasan Rusia-Finlandia. Rusia disebut akan merespon segala bentuk eskalasi yang ditimbulkan oleh NATO terhadap keamanan negaranya. Keputusan Finlandia untuk bergabung dengan NATO dalam pandangan Rusia adalah jelas sebuah ironi. Karena bagi Rusia, Finlandia seharusnya bisa tetap bersikap netral dan tidak menganggap Rusia sebagai sebuah ancaman.

Bergabungnya Finlandia ke NATO juga memancing respon dari penduduk Rusia yang seringkali pergi berwisata ke Finlandia. Banyak dari warga Rusia mendukung keanggotaan Finlandia di NATO karena mereka menganggap bahwa itu adalah hak Finlandia sebagai sebuah negara berdaulat. Namun, tidak sedikit dari warga Rusia yang menyayangkan keputusan Finlandia tersebut. Mereka yang menyayangkan keputusan tersebut beranggapan bahwa dengan masuknya Finlandia ke NATO hanya akan menimbulkan sikap permusuhan yang lebih dalam antara kedua negara. Selain itu, akses warga Rusia untuk pergi berwisata ke Finlandia juga semakin dibatasi karena pemerintah Finlandia mulai menerapkan kebijakan yang membatasi warga Rusia untuk pergi berwista ke Finlandia dengan menggunakan paspor Schengen.

Kedepannya kita akan melihat bahwa aksesi Finlandia ke NATO memang menjadikan Finlandia lebih terlindungi dari ancaman eksternal. Namun, Rusia bukanlan negara yang akan diam saja ketika keamanan nasionalnya terganggu, terutama oleh negara-negara Barat. Keputusan Finlandia untuk bergabung dengan NATO bisa kita lihat sebagai dua sisi mata koin. Rusia akan merespon segala bentuk perilaku yang dilakukan oleh NATO di sekitar perbatasannya. Finlandia, di satu sisi merasa lebih aman apabila kemudian Rusia sewaktu-waktu melancarkan serangan kepada mereka.

The post Bergabungnya Finlandia ke NATO: Jaminan Keamanan dan Eskalasi dengan Rusia appeared first on JurnalPost.

SOURCE

Recommended
Sah! – Kode KBLI 52213 Aktivitas Jalan Tol adalah kode…