Aksi Hari Bumi di Temanggung, Aktivis Desak Revisi Kebijakan Sawit Pro-Bisnis yang Dinilai Rusak Lingkungan

Berita ini telah tayang pertama kali di JurnalPost dengan judul Aksi Hari Bumi di Temanggung, Aktivis Desak Revisi Kebijakan Sawit Pro-Bisnis yang Dinilai Rusak Lingkungan

Aksi Hari Bumi di Temanggung, Aktivis Desak Revisi Kebijakan Sawit Pro-Bisnis yang Dinilai Rusak Lingkungan

Temanggung, JurnalPost.com – Dalam rangka memperingati Hari Bumi Internasional, sebanyak 30 aktivis lingkungan di Temanggung, Jawa Tengah, menggelar aksi damai di pusat kota, Rabu (23/4). Aksi ini digelar sebagai bentuk protes terhadap kebijakan pemerintah yang dinilai terlalu berpihak pada industri sawit, dan abai terhadap dampak ekologis jangka panjang.

Para peserta aksi yang berasal dari berbagai komunitas lingkungan dan masyarakat sipil membawa spanduk dan poster yang menyerukan pentingnya perlindungan iklim. Aksi dimulai sejak pagi hingga sore hari, berlangsung tertib dan mendapatkan tanggapan positif dari masyarakat yang melintas di sekitar lokasi.

Sorotan Terhadap Kebijakan Energi Berbasis Sawit

Fokus utama dari aksi ini adalah penolakan terhadap kebijakan pro-bisnis kelapa sawit yang dikeluarkan melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Menurut para aktivis, kebijakan tersebut telah mendorong perluasan perkebunan sawit secara masif, yang berkontribusi besar terhadap deforestasi di berbagai wilayah Indonesia.

“Kebijakan ini seolah mengabaikan fakta bahwa kelapa sawit bukan solusi jangka panjang untuk transisi energi hijau. Selain menyumbang emisi karbon melalui deforestasi, sawit juga tidak efisien dalam penyerapan CO2,” ujar Ali Mahfudz, salah satu koordinator aksi dari Komunitas Iklim Temanggung.

Data dari berbagai studi menunjukkan bahwa ekspansi perkebunan sawit merupakan penyumbang signifikan terhadap hilangnya tutupan hutan tropis Indonesia. Ini berdampak langsung terhadap hilangnya keanekaragaman hayati, pelepasan karbon yang tersimpan dalam tanah dan pohon, serta meningkatkan risiko bencana ekologis seperti banjir dan kebakaran hutan.

Dukungan Masyarakat dan Tuntutan Kebijakan Berkelanjutan

Aksi ini mendapat dukungan luas, baik dari masyarakat sekitar maupun komunitas daring. Banyak warga yang secara spontan menyatakan simpati mereka terhadap isu lingkungan, bahkan ikut membantu menyebarluaskan pesan kampanye melalui media sosial.

“Kami mengapresiasi keterlibatan warga. Ini menunjukkan bahwa kesadaran terhadap krisis iklim sudah mulai tumbuh di daerah, bukan hanya di kota besar,” ujar Tami Nurjanah, aktivis muda yang ikut serta dalam aksi.

Para peserta aksi juga menyerukan agar pemerintah mulai mengkaji ulang berbagai kebijakan energi dan industri yang mengandalkan komoditas dengan jejak karbon tinggi. Menurut mereka, Indonesia seharusnya memimpin transisi menuju ekonomi hijau dengan mengedepankan prinsip keadilan ekologis.

“Alih-alih mengandalkan sawit sebagai sumber energi, pemerintah perlu mendorong inovasi di bidang energi terbarukan yang lebih ramah lingkungan, seperti tenaga surya, angin, dan mikrohidro,” tambah Ali.

Komitmen Jangka Panjang dan Gerakan Berkelanjutan

Aksi ini bukan sekadar peringatan simbolik, namun menjadi bagian dari gerakan yang lebih besar untuk mendorong transparansi dan keberpihakan dalam perumusan kebijakan publik. Para aktivis berkomitmen untuk terus mengawal isu-isu lingkungan dan membangun solidaritas lintas sektor.

“Kami akan terus melakukan edukasi publik, mendorong advokasi, dan membangun jaringan untuk melawan berbagai bentuk kerusakan lingkungan. Ini bukan pekerjaan sehari, tapi perjuangan jangka panjang,” tutup pernyataan tertulis dari penyelenggara aksi.

Dengan semakin tingginya urgensi krisis iklim, suara dari daerah seperti Temanggung diharapkan bisa menjadi tekanan moral dan politik bagi para pengambil kebijakan di tingkat nasional, agar segera beralih pada model pembangunan yang berkelanjutan dan berkeadilan bagi generasi mendatang.

The post Aksi Hari Bumi di Temanggung, Aktivis Desak Revisi Kebijakan Sawit Pro-Bisnis yang Dinilai Rusak Lingkungan appeared first on JurnalPost.

SOURCE

Recommended
Berita ini telah tayang pertama kali di JurnalPost dengan judul…